Berenang adalah salah satu olahraga yang
secara tekstual dianjurkan oleh Nabi. Beliau shallallahu ’alaihi wa
sallam bersabda,”Ajarilah anak-anak kalian (wahai para orangtua)
berenang, menunggang kuda dan memanah.” Dari ketiga olahraga yang
disebut oleh Nabi itu, hanya berenanglah yang relatif lebih murah. Dua
yang lainnya termasuk olahraga mahal. Betul kan?
Sambil bergurau, saya sering bilang kepada
beberapa teman saya,”Kalau kita bisa mahir berenang, kita bisa jaya di
darat jaya di laut. Contohnya saya ini,
yang jaya di darat dan jaya di air karena gemar sepakbola dan gemar renang sekaligus.”
yang jaya di darat dan jaya di air karena gemar sepakbola dan gemar renang sekaligus.”
Hanya saja, kegemaran saya berenang memang
masih dalam tahap belajar. Namun saya rasa, dari belajarlah semua hal
besar akan terwujud. Perenang sekaliber Richard Sambera atau Alexander
Popov pun saya yakin awalnya juga berawal dari belajar.
Sebetulnya saya sudah bisa berenang semenjak –
agak lupa nih – kelas 4 atau 5 SD. Namun itu sudah agak telat jika
dibanding kebanyakan anak sepermainan saya ketika itu. Waktu itu, saya
mulai belajar meluncur. Awalnya dua meter, lalu tiga meter, lalu empat
meter, lalu lima meter, sampai akhirnya saya bisa mengapung. Lalu
berenang gaya bebek dan gaya anjing. Hanya seperti itulah kemampuan saya
berenang selama sekian lama, bahkan sampai saya lulus kuliah.
Belakangan, saya mulai belajar berenang
dengan gaya-gaya profesional. Saya memulainya dengan gaya katak alias
gaya dada, karena katanya inilah gaya berenang yang paling mudah. Pada
mulanya saya agak kesulitan, karena saya belum bisa mengatur ritme
gerakan tangan dan gerakan kaki saya. Namun setelah beberapa kali
belajar, alhamdulillah akhirnya saya bisa gaya katak. Yang penting,
basically sudah sesuai dengan dasar-dasar gaya katak. Selanjutnya,
insyaallah tinggal menyempurnakan saja : menyempurnakan gerakan,
menambah kecepatan, meningkatkan efisiensi, dan memperkuat ketahanan.
Sudah bisa gaya katak, saya masih belum puas. Saya pun belajar gaya bebas (freestyle atau front-crawl). Saya
sangat bersemangat belajar gaya bebas ini, karena konon katanya gaya
bebas ini adalah gayanya seorang laki-laki yang enerjik, tidak seperti
gaya katak yang terlalu kalem. Dan untuk perlombaan sprint, biasanya ya
gaya bebas ini yang dipakai. Itu yang saya tahu. Tapi, menurut saya gaya
kupu-kupu juga sama-sama enerjiknya. Bahkan kelihatannya lebih enerjik.
Tapi saya ingin bisa gaya bebas dulu. Gaya kupu-kupu belakangan
sajalah, kalau nanti masih kepingin menguasai gaya baru.
Saya betul-betul tertantang karena konon
katanya gaya bebas adalah gaya berenang yang paling sulit. Apa ya sih?
Saya pun belajar dengan keras. Awalnya saya belajar gerakan kaki. Tangan
memegang tangga di tepi kolam, lalu saya gerakkan kedua kaki saya
secara bergantian, dengan mempertahankan posisi badan selalu sejajar
dengan permukaan air.
Berikutnya, gerakan kaki saya padukan dengan
kemampuan meluncur. Caranya, kedua tangan lurus kedepan, kedua telapak
tangan menghadap kedasar kolam dan dipertemukan satu sama lain. Lalu
mulai meluncur kedepan, badan harus sejajar dengan permukaan air, kepala
tercelup ke air dan menghadap kedasar kolam, dan kedua kaki digerakkan
secara ritmis. Maka badan pun akan bergerak ke arah depan. Kalau
kehabisan napas, dongakkan kepala kedepan dan ambil napas, lalu celupkan
kembali kepala kedalam air. Ingat, tetap jaga posisi badan sejajar
permukaan air.
Yang perlu dicatat dari gerakan kaki adalah:
jangan menekuk lutut (secara berlebihan). Artinya, gerakan kaki jangan
berasal dari lutut. Gerakan kaki harus berasal dari paha. Peran lutut
hanyalah untuk menjaga kelenturan kaki. Dengan gerakan kaki seperti ini,
seluruh batang kaki kita juga akan bisa terus sejajar dengan permukaan
air. Sehingga nantinya ketika berenang, tubuh kita mulai dari ujung jari
tangan sampai ujung jari kaki akan betul-betul sejajar dengan permukaan
air. Ini yang dalam ilmu mekanika fluida disebut sebagai zero
water-resistance (tahanan air nol).
Latihan berikutnya adalah semua yang sudah
dikuasai tadi dikombinasikan dengan gerakan tangan. Awalnya saya agak
kesulitan, tapi alhamdulillah akhirnya saya bisa. Kuncinya, fokuskan
gerakan tangan untuk bisa menyorong kedepan hingga sejajar permukaan
air, dan pertahankan selama beberapa saat dalam posisi sejajar permukaan
air. Posisi telapak tangan kita menghadap ke dasar kolam. Ketika kita
fokus pada hal ini, dengan sendirinya fase-fase yang lain dari gerakan
tangan kita akan berlangsung secara alami.
Terakhir, mengkombinasikan semua hal tadi
dengan bernafas. Dalam berenang gaya bebas, kepala kita harus selalu
berada didalam air. Jangan sekali-kali mengangkat kepala dari air untuk
tujuan bernafas. Hal ini akan merusak segalanya. Untuk bisa melakukan
hal ini, kata kuncinya adalah keberanian untuk selalu membuat kepala
kita berada dalam air. Ya, selamanya, sampai kita mencapai garis finish
(kecuali kalau balik lagi dengan cara turning). Lalu bagaimana kita bisa
bernafas? Mudah saja. Cukup miringkan kepala kita ke arah samping, atau
ke arah samping atas. Perhatikan, satu telinga kita harus tetap
terendam dalam air, dan cukup satu telinga yang lainnya saja yang
terangkat dari air. Kalau kedua telinga kita sampai keluar dari
permukaan air, itu berarti salah. Namun untuk melakukan hal ini, jangan
semata-mata memalingkan kepala kita saja ke arah samping. Itu tidak
efisein. Yang bagus adalah dengan memiringkan badan kita, sehingga
dengan sendirinya kepala kita dengan mudah bisa mengambil nafas.
Sampai disini, kita sudah bisa berenang gaya
bebas. Selanjutnya tinggal menyempurnakan saja : menyempurnakan gerakan
kakinya, gerakan tangannya, gerakan luncurannya, cara bernafasnya,
kecepatannya, efisiensinya, dan ketahanannya.