OTAK DAN FUNGSI BELAJAR GERAK

OTAK DAN FUNGSI BELAJAR ILMU GERAK
Tubuh (fisik dan nonfisik) adalah suatu kesatuan yang integral dari milyaran sel, jaringan, organ dan sistem. Perangkat yang berperanan langsung adalah panca indera terutama indera audio-visual. Sentral koordinasi panca indera dan semua perangkat tubuh adalah otak.
Karakteristik Otak
Berat sekitar 1,5 kg
 kurang dari 2,5% berat tubuh. Mengkonsumsi 25% total energi tubuh Terdiri dari lebih dari :
  • 100 milyar sel saraf ( neuron )
  • 1 trilyun sel glia
  • 1000 trilyun sambungan ( sinapsis )
  • 280 kuintilium memori
            Roger Sperry menemukan dua belahan otak manusia yang cara bekerjanya sangat berbeda. Otak kiri “otak logis” (suka mengoreksi) dan otak kanan “otak imajinatif” (suka mengacak ). Otak kanan dan kiri dihubungkan oleh Corpus Callosum dua komponen yang berbeda Diocles – “Pengertian” dan “Sensing” Kiri : menerima informasi, Kanan : memahami informasi.
  1. Korteks ( Kulit Otak ) : Memegang peranan yang sangat penting dalam proses berpikir dan kepribadian Mempunyai permukaan yang luas (karena adanya konvulsi) Luas dan kompleksitas otak menunjukkan kecerdasan seseorang Terbagi atas beberapa area kerja
  2. Sistem Limbik Adalah otak tengah yang memainkan peranan besar dalam hubungan manusia dan dalam emosi. Ini adalah otak sosial dan emosional. Di otak ini juga terkandung sarana yang penting untuk ingatan jangka panjang
  3. Otak Reptil Adalah bagian otak paling sederhana. Tugas utamanya adalah mempertahankan diri, otak ini menguasai fungsi-fungsi otomatis seperti degupan jantung dan sistem peredaran darah
              Menurut Gardner, kecerdasan merupakan kumpulan kepingan kemampuan yang ada di beragam otak. Semua kepingan ini saling berhubungan, tetapi juga bekerja sendiri-sendiri. Temuan Gardner ini didasarkan pada penelitian para pakar otak (neurolog) bahwa otak manusia itu terdiri atas area-area atau kepingan-kepingan. Dan yang terpenting, mereka tidak statis atau ditentukan saat lahir. Seperti otot, kecerdasan dapat berkembang sepanjang hidup asal terus dibina dan ditingkatkan.
Cara Otak Belajar :
              Neuron (sel saraf otak) berkembang perlahan dengan cara meraih neuron lain yang memiliki ranting dendrit yang sama. Ketika kita menyerap informasi baru (belajar), dendrit kita membuat cabang-cabang baru. Setiap cabang ini akan mengembangkan lagi ranting-ranting lainnya Otak Anda memiliki 100 miliar neuron atau sel saraf aktif. Masing-masing neuron memiliki hingga 20.000 koneksi. (Sumber: David A. Sousa, How the Brain Learns).
Proses pembelajaran
              Pada otak manusia, informasi yang dilewatkan dari satu neuron ke neuron yang lainnya berbentuk rangsangan listrik melalui dendrit. jika rangsangan tersebut diterima oleh suatu neuron, maka neuron tersebut akan membangkitkan output ke semua neuron yang berhubungan dengannya sampai dengan informasi tersebut sampai ketujuannya yaitu terjadi reaksi, jika rangsangan yang diterima terlalu halus, maka output yang dibangkitkan oleh neoron tersebut tidak akan direspon. tentu saja sangatlah sulit untuk memahami bagaimana otak manusia bisa belajar selama proses pembelajaran, terjadi perubahan yang cukup berarti pada bobot-bobot yang menghubungan antara neuron, apabila ada rangsangan yang sama dengan rangsangan yang telah diterima oleh neuron, maka neuron akan memberikan reaksi dengan cepat namun apabila kelak ada rangsangan yang berbeda dengan apa yang telah diterima oleh neuron, maka neuron akan segera beradaptasi untuk memberikan reaksi yang sesuai.

Proses belajar
               Proses belajar harus mampu mengoptimalkan kerja dan fungsi Otak. Ir. Sutanto Windura (Director The Brainic Institute) mengatakan otak berjalan secara linier, setiap informasi masuk akan segera dipancarkan dengan sendirinya oleh otak menjadi asosiasi yang berbeda-beda. Untuk itulah cara kerja natural otak perlu dipelajari agar mendapatkan fungsi otak yang optimal.
Hukum-Hukum Otak
  1. Otak menyimpan informasi dalam sel-sel syarafnya.
  2. Otak memiliki komponen untuk menciptakan kebiasaan-kebiasaan dalam berpikir dan berperilaku.
  3. Otak menyimpan informasi dalam bentuk kata, gambar, dan warna.
  4. Otak tidak membedakan fakta dan ingatan.
  5. Imajinasi dapat memperkuat otak dan mencapai apa saja yang dikehendaki.
  6. Konsep dan informasi dalam otak disusun dalam bentuk pola-pola. Otak dapat menerima sekaligus menolak pola-pola itu. Otak terikat dan sekaligus tidak terikat dengan pola.
  7. Alat-alat indra dan reseptor saraf menghubungkan otak dengan dunia luar. Latihan indra dan latihan fisik dapat memperkuat otak.
  8. Otak tidak pernah istrahat. Ketika “otak rasional” kelelahan dan tidak dapat menuntaskan sebuah pekerjaan, maka “otak intuitif” akan melanjutkannya.
  9. Otak dan hati berusaha saling dekat. Otak yang diasah terus menerus dapat membawa pemiliknya ke jalan kebajikan dan kebijaksanaan, serta ketenangan jiwa.
  10. Kekuatan otak turut ditentukan oleh makanan fisik yang diterima otak..
The Learning Brain
            Pada otak manusia, berlaku ketentuan “You use it or You Loose it” semakin banyak digunakan otak kita menjadi semakin padat. Jumlah sel-sel Otak manusia dan berbagai otak binatang :
  1. Otak Manusia 100 miliar sel
  2. Otak kera 10 miliar sel. (1:10)
  3. Otak Tikus 5 juta sel (1: 20.000)
  4. Otak lalat 100 ribu sel (1: 1.000.000)
             Kelebihan lainnya dari otak manusia adalah memiliki kemampuan sebagai otak belajar sedangkan binatang diciptakan tidak memiliki sarana ini. Jumlah sel otak bukan menunjukan intelektualitas orang tersebut. Manusia hanya memerlukan otaknya kurang dari 1% untuk dapat hidup normal. Dengan demikian potensi besar masih tersimpan pada diri setiap manusia
              Dalam pembelajaran, otak kita akan menerima stimulus-stimulus yang diberikan kepada kita. Jika stimulus itu dianggap penting oleh otak, maka otak akan menempatkan stimulus itu ke dalam memori jangka panjang. Akan tetapi jika stimulus itu dianggap tidak begitu penting bagi otak, maka hanya akan menyisakan jejak yang lemah, dan diprioritaskan rendah. Tanpa kita sadari, segala ingatan dan pengalaman serta memori yang kita pelajari dan kita miliki sejak kita baru lahir, saat ini, hingga di akhir usia kita kelak, tersimpan rapi di dalam memori otak kita dan siap dipanggil oleh otak kita. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajarn yaitu nutrisi, teman, disfungsi otak, pra-pembelajaran, pengalaman, sifat dan temperamen, gen serta nutrisi.
             Gen tidak membentuk pola pembelajaran. Jika anak dilahirkan dengan gen dari seorang yang jenius, akan tetapi dibesarkan dalam lingkungan yang tidak mendukung dan tidak diperkaya, maka kesempatan baginya untuk menjadi jenius menjadi rendah. Pada sisi lain, anak yang dilahirkan dengan gen rata-rata, namun dibesarkan dalam lingkungan yang mendukung dan menstimulasi secara intelektual, maka kesempatan anak tersebut untuk mencapai tingkat yang luar biasa dapat terwujud. Ada lima tahap dalam pembelajaran, yaitu antara lain persiapan (mempersiapkan pembelajar dengan koneksi), akuisisi (penerimaan input sensori), elaborasi (mengoreksi kesalahan dan pendalaman), formasi memori (pembelajaran menggabungkan sandi), dan integrasi fungsional (memperkuat dan memperluas pembelajaran baru).
              Sehubungan dengan intelegensi, setiap anak memiliki bakat yang dibawa sejak lahir yang tidak hanya pada satu keahlian, namun dapat berupa kecerdasan ganda yang dilandasi paradigma bahwa setiap manusia terlahir membawa potensi genius. Potensi genius tersebut yaitu kekaguman, curiosity, spontanitas, vitalitas, fleksibilitas yang dapat diperoleh tanpa pendidikan formal.
               Dari uraian di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa berdasarkan fungsi otak kita dalam pembelajaran, sebagai pendidik sebaiknya menerapkan pembelajaran yang menyetarakan dengan kemampuan otak dalam belajar karena jumlah dan ukuran saraf otak terus bertambah hingga anak memasuki usia remaja. Selain itu guru juga harus senantiasa menyeimbangkan fungsi otak kanan dan otak kiri, serta mulai mengenali dan memperhatikan bakat siswanya

Daftar Pustaka

Belajar, Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas,Bahaudin ,Taufik.2003. 

Brainware Management Depdiknas .2002.

Tim Broad Based EducatioJounshon ,Elaine B. 2004. Contextual Teaching and learning,

 

Lebih baru Lebih lama